Jumat, 29 Juni 2012

Tradisi Rebo Kasan

Setiap kali menjelang pelaksana Upacara Adat Rabu Kasan yang konon  akan dilaksanakan  setiap pada hari Rabu terakhir  di bulan Safar atau tepatnya pada tanggal 23 bulan Syafar. Masyarakat percaya bahwa bulan Safar adalah merupakan bulan yang akan selalu mengingatkan kepada cerita masa lalu, dimana  pada bulan dan tanggal inilah  dua orang cucu kesayangan Nabi Muhammad SAW,  yakni Husin dan Hasan, harus mengalami  getir dan kejamnya bangsa kaum kafir waktu itu. Dimana Husin  meninggal karena sengaja di racuni melalu makanannya sedangkan Hasan meninggal setelah kepalanya putus  karena ditebas dengan pedang secara sadis oleh kaum kafir waktu itu dan konon kepalanya pun dibuang kelaut.  Wallahualam, cerita kematian Hasan sebagai cucu  kesayangan baginda Rasullulah Muhammad SAW inilah  yang  dibunuh secara sadis inilah yang lantaran  konon dijadikan contoh dan tauladan oleh masyarakat setempat dengan harapan, agar  peristiwa seperti ini  jangan pernah lagi muncul atau terjadi menimpa masyarakat Air Annyir khususnya serta  dilindungi dari segala marabahaya. Konon  pada hari Rabu tanggal 27 Syafar  inilah  dimana Allah akan menurunkan sebanyak 3200 macam balak ke muka bumi, oleh karena itu diharapkan kepada seluruh penduduk untuk tidak melakukan atau terlalu banyak melakukan aktivitas diluar rumah apalagi sampai berbuat  riya, tapi  pada   hari  ini masyarakat disarankan untuk semakin banyak mengingat  kebesaran tuhan dengan memajatkan doa serta zikir sebanyak-banyaknya. Dengan Zikir disertai doa dan atas seizin Allah SWT itulah diharapkan kampung akan menjadi berkah dan terhindar  dari segala marabahaya  atau balak.

Kebiasaan  bagi orang tua zaman dulu di Air Anyir dalam acara Adat Rabu kasan ini juga dilengkapi dengan adanya  Dufa (sesajen)  yang biasanya di tempatkan di depan pintu rumah masing-masing. Namun seiring makin bertambahnya pengetahun agama masyarakat hingga akhirnya sampai sekarang penggunaan Dufa tak lagi digunakan dalam adat Rabukasan karena dinilai mengandung unsure syirik, padahal dalam Rabu kasan sendiri ada perintah untuk  dijadikan sebagai momentum banyak  berdoa dan berzikir kepada Allah. Setelah melakukan ritual berupa sesajen tadi,  perwakilan keluarga biasanya akan membawa sejumlah  ketupat bala yang terbuat dari daun kelapa dan tidak ada isinya (konon sengaja tidak ada isi karena  di dalamnya ada banyak balak) serta memboyong  sanak keluarga kelaut  atau kepantai beramai-ramai dengan jalan kaki, dan sesampai di pantai  sesepuh adat akan mengumandangkan Azan   dengan menghadap kelaut  yang konon ceritanya adalah  langkah  doa dan panggilan  yang  hendak disampaikan kepada yang Maha Kuasa agar melindungi seluruh rakyat Air Anyir dari marabahaya  khususnya dari pengaruh dan  ulah perbuatan  para mahkluk setan dan jin  yang  menjadi  penghuni  laut Air Anyir  atau yang oleh masyarakat kerap disebut  dengan  Nek Akek (hantu penunggu pantai). Setelah itu  acara akan dilanjutkan dengan  pencelupan  secarik kertas yang berisi doa-doa  penolak balak dan mohon pertolongan yang Maha Kuasa yang telah ditulis dengan menggunakan  tinta  yang diambil dari mekah atau yang biasa disebut Dawet mekah ,  kertas yang berisi doa inilah yang kemudian di celupkan kedalam kendi atau gentong  yang berisi  campuran air zam-zam dan air Sumur atau perigi masyarakat.  Konon air Wafak ini  memiliki khasiat  bagi siapa saja yang meminumnya atau pun mencuci wajahnya dengan air ini  maka  dengan  doa dan restu Allah ia akan selamat dari segala macam balak dan hidupnya akan aman dan damai, setelah Air Wafak acara dilanjutkan dengan doa serta zikir memuji keberasaran   Yang Maha Kuasa  dan sekaligus sebagai ungkapan rasa Syukur atas segala rahmat dan karunia Allah berupa rezeki dari Sumber daya alam  yang  melimpah di Desa Air Annyir dan dijadikan ladang  penghidupan ekonomi seperti timah dan emas serta hasil kebun lainnya , dan  yang terakhir adalah  masyarakat akan menarik ketupat balak yang mereka  bawa satu persatu ( satu ketupat ditarik dua orang) sambil menghadap kelaut dan ketupat yang sudah ditarik tadi akan dihanyutkan ketengah laut, dengan harapan seluruh  balak yang mengancam akan hanyut bersama dibawa air kelaut lepas. Setelah semua prosesi adat ini selesai dilakukan maka masyarakat tempo dulu akan menghabiskan waktu mereka bersantai  bersama keluarga dan kerabat mereka di pantai dengan cara yang sederhana , meski tanpa embel-embel panggung hiburan apalagi artis ibukota, tempo dulu salah satu snack  alias makanan ringan yang kudu ada adalah  berupa bertih beras atau yang kini biasa disebut Pop Corn, namun bukan dari jagung melainkan terbuat dari beras, dan  masyarakat tempo doelo akan mensajikannya kedalam sebuah  tampah atau nampan atau dulang yang terbjuat dari anyaman bamboo.

Masih mendengarkan cerita H.Muharam, dimana menurut dia,  sebenarnya tak ada perbedaan yang mencolok dalam pelaksanaan adat Ritual Rebokasan zaman dulu dengan yang sekarang ini, namun yang pasti kini masyarakat semakin pintar dan mengerti serta bisa membedakan mana yang boleh, dan mana yang sirik dan tidak boleh dilakukan,  kalaupun dulu  dilaksanakan  di pantai tapi sekarang dilaksanakan di Mesjid, namun  cirri khas adat rebokasan berupa Ketupat Tolak Bala, meski ada  yang ditarik di mesjid namun satu dan tetap kulit ketupat tersebut akan tetap dibawa kelaut dan dihanyutkan.

Sebagai sesepuh  dan tokoh masyarakat Desa Air Anyir, H.Muharam mengatakan kelurahan adat, etika, sopan santun dan adap ketimuran dan selaku orang Islam yang mengaku bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka  semuanya harus tetap dipertahankan  dan  tentu saja  keimanan dan ketaqwaanlah yang musti harus disuburkan, mengingat hidup di bumi ini hanyalah sebuah panggung ujian  untuk menyelesksi manusia apakah dia taat atau justeru ingkar, dan perjanjian Allah akan  membalas setiap perbuatan  baik dan buruk dengan Surga atau neraka. Semua itu tergantung pilihan manusia. Terbiasalah untuk selalu juga hidup dalam kesederhaan dan jangan berlebihan. Hal inilah yang  seharusnya  selalu ditanamkan oleh para orang tua kepada anak-anak sejak mereka kecil  dan kelak dewasa di harapkan mereka juga akan meniru serta menjadikan  kebaikan yang telah ditanam sebagai pedoman hidup. Karena  3 amal yang  tidak akan pernah putus pahalanya adalah amal jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh. Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian kecuali bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, yang  saling meratapi dalam kesabaran dan saling mengingatkan dalam kebenaran. Pesan H.Muharam untuk seluruh umat Muslim  di Air Annyir, dan di Bangka Belitung serta Indonesia seluruhnya, pesan ini menurut H.Muharam adalah sebagai ungkapan betapa meski kini sudah  nyaris sudah tak berdaya dan sekekar dulu, tapi  inilah cara saya  mencintai umat musilm sebagain bagian dari   lengkap sempurnanya iman selaku orang yang mengaku umat Muhammad dan  tiada Ilalh kecuali Allah Azawajala

Senin, 04 Juni 2012

Pelihara Aset Pariwisata Bangka

Pantai Matras merupakan salah satu daerah tujuan wisata pantai andalan di Bangka Belitung. Pantai ini terletak didesa Sinar Baru, Kecamatan Sungailiat, disebelah Timur Laut Pulau Bangka dan berjarak sekitar 40 km dari Pangkalpinang atau 7 Km dari kota Sungailiat. 
Dipantai ini, pengunjung akan menemukan pemandangan yang mempesona. Hamparan pasir menyatu dengan bebatuan indah disekitarnya seperti mutiara yang terbentang didepan mata. Pantai ini terdiri dari pasir putih yang halus, dengan panjang sekitar 20 - 30 meter, pantai yang dilatar-belakangi oleh pepohonan kelapa ini menampilkan pula laut yang bening dan pemandangan indah serta aliran sungai yang acap kali disebut sebagai Pantai Surga.